Fluent Fiction - Indonesian: Unlikely Heroes: A Coffee Shop Rescue in Jakarta
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-08-05-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di sebuah sudut kota Jakarta yang sibuk, berdiri sebuah kedai kopi kecil bernama "Aroma Kopi."
En: In a busy corner of Jakarta, there stands a small coffee shop named "Aroma Kopi."
Id: Tempat ini selalu hangat dan nyaman, dengan aroma biji kopi yang baru digiling memenuhi udara.
En: This place is always warm and cozy, with the aroma of freshly ground coffee beans filling the air.
Id: Lampu-lampu lembut menciptakan suasana menyenangkan di atas meja-meja kayu yang berderet rapi.
En: Soft lights create an enjoyable atmosphere over neatly arranged wooden tables.
Id: Inilah tempat yang selalu Dewi pilih untuk bersantai di sore hari.
En: This is the place that Dewi always chooses to relax in the afternoon.
Id: Dewi, seorang wanita muda yang penuh semangat, baru saja memulai pekerjaan baru di perusahaan penerbitan.
En: Dewi, a spirited young woman, had just started a new job at a publishing company.
Id: Sore itu, dia duduk di sudut favoritnya, dengan secangkir latte panas dan naskah baru yang siap ia sunting.
En: That afternoon, she sat in her favorite corner with a cup of hot latte and a new manuscript ready for her to edit.
Id: Kebahagiaannya terganggu ketika, tiba-tiba, dia merasa tidak enak badan.
En: Her happiness was disrupted when, suddenly, she felt unwell.
Id: Matanya mulai memerah dan sulit bernafas.
En: Her eyes began to redden and it became difficult to breathe.
Id: Dewi menyadari bahwa dia mengalami reaksi alergi yang parah.
En: Dewi realized that she was experiencing a severe allergic reaction.
Id: Dia memegang tenggorokannya yang mulai terasa sesak.
En: She clutched her throat, which started feeling tight.
Id: Di belakang meja kasir, Adi, seorang barista yang rajin, melihat kebingungan di wajah Dewi.
En: Behind the cashier's counter, Adi, a diligent barista, noticed the confusion on Dewi's face.
Id: Dengan kursus desain grafis yang ia ambil diam-diam, Adi memiliki mata yang jeli.
En: With the graphic design course he had taken secretly, Adi had a keen eye.
Id: Dia segera mendekati Dewi, tetapi tak tahu alergi apa yang menimpa wanita itu, atau bagaimana ia bisa membantu.
En: He immediately approached Dewi, but didn't know what allergy was affecting the woman, or how he could help.
Id: "Dewi, kamu tidak apa-apa?" tanya Adi dengan cemas.
En: "Dewi, are you okay?" asked Adi anxiously.
Id: Dewi menggeleng sambil berusaha menarik nafas.
En: Dewi shook her head while trying to catch her breath.
Id: Meski panik, Dewi berhasil berkata, "Aku alergi. Butuh EpiPen..."
En: Despite her panic, Dewi managed to say, "I'm allergic. I need an EpiPen..."
Id: Adi langsung berlari menuju kotak P3K di belakang meja kasir.
En: Adi immediately ran towards the first-aid kit behind the cashier's counter.
Id: Sambil berteriak memanggil rekan kerja lainnya untuk membantu, dia menemukan EpiPen dan kembali ke meja Dewi dengan cepat.
En: Shouting for his co-workers to help, he found the EpiPen and quickly returned to Dewi's table.
Id: Dengan hati-hati, Adi mengikuti instruksi penggunaan EpiPen, berharap upayanya dapat membantu Dewi.
En: Carefully, Adi followed the EpiPen usage instructions, hoping his efforts would help Dewi.
Id: Ketika EpiPen berhasil disuntikkan, Dewi mulai bisa bernafas lebih mudah.
En: Once the EpiPen was injected, Dewi began to breathe more...