Fluent Fiction - Indonesian: Love Blossoms in the Heart of Taman Mini's Cultural Splendor
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-04-30-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Siang itu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), udara terasa sejuk.
En: That afternoon at Taman Mini Indonesia Indah (TMII), the air felt fresh.
Id: Daun-daun berguguran tertiup angin lembut musim gugur.
En: Leaves were falling, blown by the gentle autumn breeze.
Id: Banyak orang menikmati pemandangan di sana.
En: Many people were enjoying the scenery there.
Id: Di antara mereka ada tiga sahabat: Budi, Sinta, dan Arif.
En: Among them were three friends: Budi, Sinta, and Arif.
Id: Budi merasa gugup.
En: Budi was nervous.
Id: Hari ini adalah kencan pertamanya dengan Sinta.
En: Today was his first date with Sinta.
Id: Dia ingin sangat mengesankan Sinta.
En: He wanted to impress Sinta greatly.
Id: Budi berpikir, “Aku harus menunjukkan sisi terbaikku dan semangatku untuk budaya Indonesia.
En: Budi thought, "I have to show my best side and my enthusiasm for Indonesian culture."
Id: ” Mereka berjalan dari satu paviliun ke paviliun lain, mencoba menikmati keindahan yang ada.
En: They walked from one pavilion to another, trying to enjoy the beauty around them.
Id: Di depan paviliun rumah adat Sumatera, Budi mulai merasa pusing.
En: In front of the Sumatera traditional house pavilion, Budi began to feel dizzy.
Id: Kepalanya seperti berputar.
En: His head felt like it was spinning.
Id: Namun, dia tetap berusaha tersenyum.
En: However, he kept trying to smile.
Id: Sinta dan Arif sibuk membahas keunikan rumah-rumah adat.
En: Sinta and Arif were busy discussing the uniqueness of the traditional houses.
Id: Budi tidak mau merusak suasana.
En: Budi didn't want to ruin the mood.
Id: "Budi, kamu terlihat pucat.
En: "Budi, you look pale.
Id: Kamu baik-baik saja?
En: Are you okay?"
Id: " tanya Sinta tiba-tiba, matanya dipenuhi kekhawatiran.
En: Sinta suddenly asked, her eyes filled with concern.
Id: Budi ragu-ragu sejenak.
En: Budi hesitated for a moment.
Id: Dia tidak ingin Sinta berpikir dia lemah.
En: He didn't want Sinta to think he was weak.
Id: Tapi pusingnya semakin menjadi-jadi.
En: But his dizziness was getting worse.
Id: Akhirnya, dia berkata, “Sinta, maaf.
En: Finally, he said, "Sinta, sorry.
Id: Aku merasa kurang enak badan.
En: I'm not feeling well.
Id: Sepertinya aku harus duduk sebentar.
En: I think I need to sit down for a moment."
Id: ”Sinta langsung meraih tangan Budi, memandu mereka ke bawah pohon besar yang rindang.
En: Sinta immediately took Budi's hand, guiding them to sit under a big shady tree.
Id: Mereka duduk di sana, angin sepoi-sepoi mengelus wajah mereka.
En: They sat there, with a gentle breeze brushing their faces.
Id: “Santai saja, Budi.
En: "Just relax, Budi.
Id: Kesehatanmu lebih penting.
En: Your health is more important.
Id: Kalau kamu merasa sudah lebih baik, kita bisa lanjutkan.
En: If you feel better, we can continue.
Id: Tidak usah buru-buru,” kata Sinta lembut.
En: No need to rush," Sinta said gently.
Id: Arif, meskipun awalnya tidak banyak bicara, memberikan sebotol air mineral kepada Budi.
En: Arif, although initially quiet, handed a bottle of mineral water to Budi.
Id: “Minum dulu, Bro.
En: "Drink first, Bro.
Id: Jangan...