Fluent Fiction - Indonesian: Journeys of the Heart: Inspiration Found by the Bali Shore
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-04-28-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Bintang dan Raisa bertemu di sebuah warung kecil di pinggir jalan.
En: Bintang and Raisa met at a small warung by the roadside.
Id: Aromanya menggoda; sate lilit dan sambal matah membuat siapa saja lapar.
En: The aroma was tempting; sate lilit and sambal matah made anyone hungry.
Id: Bintang duduk diam, memandang ke luar jendela.
En: Bintang sat silently, gazing out the window.
Id: Dia seorang penulis yang sedang kehilangan inspirasi untuk novel barunya.
En: He was a writer who was losing inspiration for his new novel.
Id: Raisa datang, tersenyum, membawa kamera di tangan.
En: Raisa arrived, smiling, with a camera in hand.
Id: "Halo," sapanya.
En: "Hello," she greeted.
Id: "Boleh duduk di sini?" Bintang mengangguk, memberi ruang.
En: "May I sit here?" Bintang nodded, making space.
Id: Raisa seorang fotografer, mencari cerita baru di setiap tempat yang dikunjungi.
En: Raisa was a photographer, searching for new stories in every place she visited.
Id: "Mau ke mana?" tanya Bintang, mencoba berbasa-basi.
En: "Where are you headed?" Bintang asked, trying to make small talk.
Id: "Ke mana angin membawa," jawab Raisa dengan tawa kecil.
En: "Wherever the wind takes me," Raisa replied with a small laugh.
Id: Mereka segera saling mengerti, seperti teman lama yang baru bertemu kembali.
En: They soon understood each other, like old friends reuniting.
Id: Sepanjang perjalanan, sawah hijau terhampar luas.
En: Throughout the journey, green fields stretched wide.
Id: Angin berbisik lembut, dan sinar matahari menyapa hangat melalui jendela mobil.
En: The wind whispered gently, and the sunlight warmly greeted through the car window.
Id: "Indah sekali, ya?" kata Raisa sambil memotret.
En: "It's so beautiful, isn't it?" Raisa said while taking pictures.
Id: Namun, di balik lensa, dia merasa ada yang kurang.
En: Yet, behind the lens, she felt something was missing.
Id: Ada kekosongan dalam foto-fotonya yang tak bisa dia jelaskan.
En: There was an emptiness in her photos that she couldn't explain.
Id: Bintang merasakan beban di hatinya tentang kegagalan menulis.
En: Bintang felt the burden in his heart about the failure to write.
Id: Dia takut pada kebuntuan imajinasi yang tak kunjung hilang.
En: He was afraid of the creative block that wouldn’t go away.
Id: Tapi, di hadapan Raisa, dia merasa bisa berbicara.
En: But, in front of Raisa, he felt he could talk.
Id: "Aku buntu," akunya, "Aku ingin menulis, tapi tidak tahu harus mulai dari mana."
En: "I'm stuck," he admitted, "I want to write, but I don't know where to start."
Id: Raisa mendengarkan, matanya fokus pada Bintang.
En: Raisa listened, her eyes focused on Bintang.
Id: Dia juga merasakan kekhawatiran sendiri, kalau fotonya hanya menampilkan keindahan tanpa cerita.
En: She, too, felt her own worries that her photos only displayed beauty without a story.
Id: "Kenapa kita tidak saling membantu?" usul Raisa.
En: "Why don't we help each other?" suggested Raisa.
Id: "Kamu menulis, aku mengambil gambar. Kita bisa berbagi cerita perjalanan."
En: "You write, I'll take pictures. We can share our travel stories."
Id: Setuju dengan ide itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju Tanah Lot, sebuah pura megah di tepi laut.
En: Agreeing...