Fluent Fiction - Indonesian: Fog, Trust, and Triumph: A Journey in Gunung Bromo's Mist
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-04-27-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di sebuah desa kecil yang terletak di dataran tinggi dekat Gunung Bromo, suasana pagi itu terasa segar dan damai.
En: In a small village located in the highlands near Gunung Bromo, the morning atmosphere felt fresh and peaceful.
Id: Langit sedikit mendung, menandakan datangnya musim penghujan.
En: The sky was slightly overcast, signaling the arrival of the rainy season.
Id: Penduduk desa sibuk mempersiapkan perayaan Hari Kartini.
En: The villagers were busy preparing for the Hari Kartini celebration.
Id: Sementara itu, Adi, seorang pemandu wisata lokal, sedang bersiap-siap untuk memandu sekelompok turis menjelajahi keindahan alam gunung.
En: Meanwhile, Adi, a local tour guide, was getting ready to lead a group of tourists to explore the natural beauty of the mountain.
Id: Adi bersemangat, selalu bangga akan kemampuannya menavigasi jalanan desa dan pegunungan.
En: Adi was enthusiastic, always proud of his ability to navigate the village and mountain paths.
Id: Ia ditemani oleh Budi, sahabat masa kecilnya yang terkenal berhati-hati.
En: He was accompanied by Budi, his childhood friend known for his cautious nature.
Id: Sari, seorang jurnalis ambisius, juga bergabung dengan grup untuk menulis artikel tentang Gunung Bromo dan makna budaya di sekitarnya.
En: Sari, an ambitious journalist, also joined the group to write an article about Gunung Bromo and the cultural significance surrounding it.
Id: Ketika kelompok mulai menapaki jalur menuju puncak, mendung mulai menebal.
En: As the group began to trek the path to the summit, the clouds began to thicken.
Id: Hujan deras tiba-tiba turun tanpa ampun, dan kabut tebal melingkupi mereka.
En: A sudden downpour started without mercy, and thick fog enveloped them.
Id: Jalan setapak semakin licin dan sulit dikenali.
En: The trail became increasingly slippery and hard to recognize.
Id: Sari meragukan metode Adi yang mengandalkan ingatan dan perasaannya, sementara Budi terus mendesak untuk lebih berhati-hati.
En: Sari doubted Adi's method of relying on his memory and intuition, while Budi continued to insist on being more careful.
Id: Tiba di persimpangan, Adi yakin pada ingatannya akan sebuah jalur alternatif yang lebih cepat.
En: Upon reaching a crossroads, Adi was confident in his memory of an alternative, quicker route.
Id: Ia memutuskan mengambil resiko dan memimpin kelompok melalui jalur tersebut.
En: He decided to take the risk and lead the group through this path.
Id: Namun, alam semakin beringas, dan kelompok itu tersesat.
En: However, nature became increasingly fierce, and the group got lost.
Id: Kabut semakin tebal, membuat pandangan semakin terbatas.
En: The fog grew thicker, further limiting their visibility.
Id: Saat mencapai titik kritis, Adi harus mengakui kesalahannya.
En: Reaching a critical point, Adi had to admit his mistake.
Id: Jalur yang dipilihnya membawa mereka sedikit keluar jalur yang benar.
En: The route he chose had led them slightly off the correct path.
Id: Kepanikannya terpancar ketika Sari dan Budi mulai menggunakan peta di ponsel dan kompas tradisional untuk menemukan arah yang benar.
En: His panic was evident as Sari and Budi began using maps on their phones and a traditional compass to find the right direction.
Id: Dengan kerjasama dan bantuan Sari serta Budi, mereka akhirnya berhasil...