Fluent Fiction - Indonesian: Finding Inner Peace: Dewi's Transformative Morning at Borobudur
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.org/finding-inner-peace-dewis-transformative-morning-at-borobudur
Story Transcript:
Id: Di pagi yang tenang dan berwarna emas, Borobudur Temple berdiri megah.
En: In the tranquil and golden morning, Borobudur Temple stood majestically.
Id: Batu-batu kuno candi itu mendapat sentuhan lembut dari sinar matahari pagi.
En: The ancient stones of the temple received a gentle touch from the morning sunlight.
Id: Udara sejuk musim semi menyelimuti tempat itu, ditemani oleh suara burung yang berkicau riang.
En: The cool spring air enveloped the place, accompanied by the cheerful chirping of birds.
Id: Di pelataran candi, Dewi duduk bersila.
En: In the courtyard of the temple, Dewi sat cross-legged.
Id: Di sebelahnya ada Rizal, adiknya yang selalu ingin tahu.
En: Next to her was Rizal, her ever-curious younger brother.
Id: Sedikit lebih jauh, berdiri Sari, pemandu mereka, yang sabar dan bijak.
En: A little farther away stood Sari, their patient and wise guide.
Id: Dewi datang ke Borobudur dengan harapan menemukan kedamaian.
En: Dewi came to Borobudur hoping to find peace.
Id: Kehilangan seseorang yang dicintainya masih menyisakan luka di hatinya.
En: The loss of someone she loved still left a wound in her heart.
Id: Rizal, yang masih muda dan ceria, tak sepenuhnya memahami kesedihan Dewi.
En: Rizal, who was young and cheerful, didn't fully understand Dewi's sadness.
Id: Dia lebih tertarik pada semua hal baru di sekitarnya.
En: He was more interested in all the new things around him.
Id: Namun, Sari tahu persis mengapa mereka ada di sini.
En: However, Sari knew exactly why they were there.
Id: Dengan suara lembut, Sari memandu sesi meditasi pagi itu.
En: In a soft voice, Sari guided the morning meditation session.
Id: "Duduklah dengan nyaman," kata Sari.
En: "Sit comfortably," said Sari.
Id: "Tarik napas perlahan dan pejamkan mata.
En: "Slowly take a deep breath and close your eyes."
Id: "Dewi mencoba mengikuti.
En: Dewi tried to follow.
Id: Namun, pikirannya penuh kenangan.
En: However, her mind was full of memories.
Id: Wajah orang yang dirindukannya muncul, membuat hatinya perih.
En: The face of the person she missed appeared, making her heart ache.
Id: Ragu dan takut menghantui, dan Dewi merasa semakin terpaut jauh dari tujuan utamanya.
En: Doubt and fear haunted her, and Dewi felt she was drifting further from her main goal.
Id: Dia bingung.
En: She was confused.
Id: Melihat adiknya yang terus menggoyangkan tubuhnya tak bisa diam, Dewi berusaha meniru kesenangan Rizal.
En: Seeing her brother continually fidgeting and unable to sit still, Dewi tried to emulate Rizal's joy.
Id: Mungkin, pikirnya, harus ada cara untuk menemukan kedamaian di dalam hiruk pikuk ini.
En: Perhaps, she thought, there must be a way to find peace amidst this chaos.
Id: Sari, seakan paham keraguan Dewi, mendekatinya.
En: Sari, as if understanding Dewi's doubts, approached her.
Id: "Ingat, Dewi, kedamaian bukan berarti menghilangkan kegaduhan di luar, tapi menemukan ketenangan di dalam.
En: "Remember, Dewi, peace isn't about eliminating the noise outside but finding calmness within."
Id: "Kata-kata Sari menyentuh hati Dewi.
En: Sari's words touched Dewi's heart.
Id: Dia memutuskan untuk sepenuhnya terlibat dalam meditasi...