Fluent Fiction - Indonesian: Finding Hope Amidst Chaos: A Bond Forged in Adversity
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-06-26-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Langit Jakarta siang itu cerah tanpa awan.
En: The Langit Jakarta was clear and cloudless that afternoon.
Id: Debu-debu beterbangan di udara kering khas musim kemarau.
En: Dust swirled in the dry air typical of the dry season.
Id: Di sebuah rumah sakit lapangan di dekat kawasan padat penduduk, kesibukan terasa di mana-mana.
En: In a field hospital near a densely populated area, there was bustling activity everywhere.
Id: Tenda-tenda darurat berdiri tegak, menghadap jalanan yang hiruk-pikuk.
En: Emergency tents stood tall, facing the bustling streets.
Id: Rina berjalan di antara tenda, berusaha menenangkan pikiran.
En: Rina walked between the tents, trying to calm her mind.
Id: Dia sudah berjam-jam bekerja, membantu pasien yang datang silih berganti.
En: She had been working for hours, assisting patients who came one after another.
Id: Rina adalah relawan medis yang sangat berdedikasi.
En: Rina was a highly dedicated medical volunteer.
Id: Dia menyayangi pekerjaannya, namun jauh di dalam hati, ada rasa sepi yang selalu menghantui.
En: She loved her work, but deep inside, there was a sense of loneliness that always haunted her.
Id: Dia ingin merasakan hubungan yang dalam, lebih dari sekadar rekan kerja atau pasien.
En: She longed for a deeper connection, more than just colleagues or patients.
Id: Di sudut lain rumah sakit darurat itu, Bima, koordinator logistik, sibuk mengecek daftar barang medis yang sedang menipis.
En: In another corner of the makeshift hospital, Bima, a logistics coordinator, was busy checking the list of medical supplies that were running low.
Id: Dia memastikan semua berjalan lancar dan cepat.
En: He ensured everything went smoothly and quickly.
Id: Meski terlihat tegar, Bima menyimpan kegelisahan sendiri.
En: Although he appeared strong, Bima harbored his own anxieties.
Id: Dia takut gagal.
En: He feared failure.
Id: Beban itu terkadang terasa lebih berat dari yang bisa dia tanggung.
En: Sometimes, the burden felt heavier than he could bear.
Id: Suatu ketika, saat waktu istirahat, Rina duduk di bawah pohon rindang.
En: One time, during a break, Rina sat under a shady tree.
Id: Bima mendekatinya, membawa dua botol air mineral.
En: Bima approached her, carrying two bottles of mineral water.
Id: "Butuh teman bicara?
En: "Need someone to talk to?"
Id: " tanya Bima, tersenyum tipis.
En: asked Bima, with a slight smile.
Id: Rina mengangguk.
En: Rina nodded.
Id: Di bawah pohon itu, keduanya mulai berbincang.
En: Under that tree, they began to talk.
Id: Percakapan sederhana mengalir, dari pekerjaan yang menumpuk hingga mimpi-mimpi yang mereka punya.
En: A simple conversation flowed, from the mounting workload to the dreams they held.
Id: Rina menceritakan kesepiannya, perasaan yang selalu menghantui setiap kali hari berakhir dan dia kembali ke tempat tidurnya yang kosong.
En: Rina shared her loneliness, the feeling that haunted her every time the day ended and she returned to her empty bed.
Id: Bima mendengarkan dengan seksama, lalu bergantian bercerita.
En: Bima listened intently, then took his turn to share.
Id: Tentang rasa tidak percaya dirinya, tentang rasa takut mengecewakan semua orang yang bergantung padanya.
En: About his self-doubt, about the fear of...