Fluent Fiction - Indonesian: Finding Balance: Rizki's Journey to Health and Success
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-08-14-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di tengah hiruk-pikuk kantor di sebuah gedung pencakar langit di Jakarta, Rizki duduk di meja kerjanya.
En: Amidst the hustle and bustle of an office in a high-rise building in Jakarta, Rizki sat at his desk.
Id: Di hadapannya, layar komputer menampilkan angka dan grafik yang rumit.
En: In front of him, the computer screen displayed complex numbers and graphs.
Id: Sebagai manajer menengah yang berdedikasi, Rizki sangat bangga dengan kemampuannya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
En: As a dedicated mid-level manager, Rizki took great pride in his ability to complete tasks on time.
Id: Namun, jauh di lubuk hatinya, ada tekanan yang tak terlihat oleh rekan-rekannya.
En: However, deep down inside, there was pressure unseen by his colleagues.
Id: Suatu sore di musim kemarau yang terik, Rizki dipanggil ke kantor dokter perusahaan.
En: One scorching afternoon in the dry season, Rizki was called to the company doctor's office.
Id: “Tekanan darahmu tinggi, Rizki,” kata dokter sambil menunjukkan hasil tes kesehatan terbaru.
En: "Your blood pressure is high, Rizki," said the doctor, showing him the latest health test results.
Id: “Kamu harus mulai menjaga kesehatan.
En: "You need to start taking care of your health."
Id: ”Kabar ini menampar Rizki keras sekali.
En: This news hit Rizki hard.
Id: Dia tahu, posisinya di kantor penting, dan dia sangat menginginkan promosi.
En: He knew his position at the office was important, and he greatly desired a promotion.
Id: Tawaran naik jabatan itu sudah di depan mata, menunggu untuk diraihnya.
En: The offer for a higher position was already in sight, waiting for him to seize it.
Id: Namun kini, kesehatan menjadi sesuatu yang mengancam impiannya.
En: But now, his health had become something that threatened his dreams.
Id: Saat Rizki kembali ke mejanya, Budi, rekan sekantornya, menatapnya dengan kekhawatiran.
En: When Rizki returned to his desk, Budi, his colleague, looked at him with concern.
Id: “Kamu baik-baik saja, Ki?
En: "Are you okay, Ki?
Id: Kamu terlihat pucat,” tanyanya.
En: You look pale," he asked.
Id: Rizki hanya mengangguk, berusaha menunjukkan senyuman.
En: Rizki just nodded, trying to show a smile.
Id: Namun, dalam hati, pikirannya kalut memikirkan langkah selanjutnya.
En: However, in his heart, his mind was troubled, thinking about the next steps.
Id: Indah, teman baik Rizki di kantor, menyarankannya untuk lebih santai.
En: Indah, Rizki's good friend at the office, advised him to take it easy.
Id: "Rizki, pekerjaan tetap bisa beres kalau kamu berbagi tugas.
En: "Rizki, work can still be done if you share the tasks.
Id: Ingat, kesehatan lebih penting daripada apapun," ucapnya dengan lembut.
En: Remember, health is more important than anything," she said softly.
Id: Namun, tekad Rizki untuk promosi membuatnya bingung.
En: However, Rizki's determination for a promotion left him confused.
Id: Dia tahu bahwa dalam beberapa minggu ke depan, persiapan presentasi besar akan menguji kemampuannya.
En: He knew that in the coming weeks, preparations for a major presentation would test his abilities.
Id: Di sisi lain, dia khawatir dengan kondisi kesehatannya.
En: On the other hand, he was worried about his health condition.
Id: Pada hari presentasi, gedung kantor...